Kategori: Berita
Published June 16, 2025

Padang (LPPM UNAND) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas sukses menggelar Research Webinar Series perdana tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting (11/06).

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua LPPM Universitas Andalas, Prof. Dr. techn. Marzuki, S.Si, M.Sc. Eng. Dalam sambutannya, Prof. Marzuki menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wadah berbagi pengetahuan terkait isu-isu strategis nasional.

”Topik yang kita angkat merupakan topik yang sedang hangat di kalangan masyarakat saat ini, yaitu vaksin TB. Selain menjadi ajang diskusi,  kegiatan ini diharapkan menjadi upaya menjalin kerjasama, karena kegiatan ini sejatinya dihadiri oleh mitra kita dari kementerian dan industri,” tambah Prof. Marzuki.

Bertemakan ”Mungkinkah Indonesia Vaksin Mandiri?”, webinar ini menghadirkan dua narasumber, seorang pakar Epidemiologi Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Prof. Defriman Djafri, S.KM., M.KM., Ph.D., pada sesi pertama dan seorang pakar Bioteknologi, Mikrobiologi Universitas Andalas, Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc, pada sesi kedua.

Prof. Defriman, membawakan topik ”Paradoks Uji Klinis Vaksin TBC”, Ia menyoroti posisi dilematis Indonesia sebagai negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia. ”Paradoksnya, kita negara dengan kasus TBC yang tinggi, apakah kita hanya akan terus menjadi tempat pengujian, atau bisakah kita menjadi pengembang vaksin itu sendiri?” ujarnya.

Prof. Defriman juga menekankan bahwa tantangan lainnya adalah membangun kepercayaan masyarakat. “Meyakinkan masyarakat terhadap keamanan vaksin bukan hal yang mudah. Kita masih dihadapkan pada berbagai isu, mulai dari konspirasi hingga keraguan publik, yang menjadi hambatan dalam penerimaan vaksin di lapangan,” tutupnya.

Senada dengan Prof. Defriman, Dr. dr. Andani menyampaikan bahwa kepercayaan publik menjadi tantangan saat ini, ”kebenaran sekarang tergantung pada suasana hati mereka, apa yang dianggap benar adalah yang ramai di media sosial,” ungkapnya.

Dr. dr. Andani menyoroti tantangan dalam pengembangan vaksin TBC, ”untuk memperoleh sampel yang baik, dibutuhkan lokasi dengan jumlah kasus yang tinggi. Kenapa kasus TBC ini sulit dilakukan untuk vaksinasi? Karena kasus penyebarannya tidak secepat COVID-19, dan memerlukan biaya yang besar untuk uji klinis.”

Ia juga menyampaikan pentingnya membangun kembali kepercayaan masyarakat, diharapkan dengan adanya kegiatan ini mampu menghindari konflik dan miskonsepsi yang sering muncul di tengah masyarakat, khususnya terkait isu vaksin.

Rekaman lengkap kegiatan Research Webinar Series edisi Juni 2025 “Mungkinkah Indonesia Mandiri Vaksin?” dapat diakses melalui kanal YouTube resmi LPPM Universitas Andalas untuk memberikan ruang lebih luas bagi masyarakat dalam mengikuti jalannya diskusi dan materi yang disampaikan para narasumber.

Humas LPPM Universitas Andalas