Penemuan Baru: Sintesis Hijau Nanorod Ag-Doped ZnO Menggunakan Mikroba untuk Aplikasi Biomedis

Padang (LPPM UNAND) – Dalam sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Prof. Yetria Rilda dari Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, telah ditemukan metode sintesis hijau untuk pembuatan nanorod Ag-doped ZnO (AZNPR) dengan menggunakan mikroorganisme Aspergillus niger dan Bacillus subtilis sebagai agen pereduksi dan pelapis. Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Ceramics International dengan judul “A comparative analysis of capping and reducing agents of microbial cell Aspergillus niger and Bacillus subtilis for biosynthesis of Ag doped ZnO nanoparticles.”

Penelitian ini berfokus pada biosintesis phytomediated dan karakterisasi AZNPR serta penggunaannya dalam bidang biomedis. Dengan menggunakan metode sol-gel pada pH 8.0, mikroorganisme Aspergillus niger dan Bacillus subtilis berhasil digunakan untuk mengontrol pertumbuhan nanorod AZNPR. Enzim ekstraseluler yang terdapat dalam sel mikroba, seperti proteolitik, amilolitik, lipolitik, selulolitik, dan pektinase, berperan penting dalam proses ini.

Karakterisasi AZNPR dilakukan melalui berbagai analisis. Analisis Fourier Transform Infrared (FTIR) menunjukkan adanya interaksi antara Ag dan ZnO dengan pita serapan pada ~864 cm−1. Hasil X-Ray Diffraction (XRD) mengonfirmasi keberadaan AZNPR kristalin dalam bentuk hexagonal wurtzite ZnO dan Ag. Pemeriksaan mikrostruktur dan ukuran menunjukkan bahwa AZNPR berbentuk nanorod dengan distribusi yang homogen, berukuran 137.0 nm pada media A. niger dan 197.4 nm pada media B. subtilis.

Nanorod Ag-ZnO yang dihasilkan menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan spesies Candida albicans, suatu jamur yang menyebabkan penyakit infeksi, dengan zona hambat antara 2.1 hingga 3.2 mm setelah 24 jam. Temuan ini menunjukkan potensi besar penggunaan AZNPR dalam aplikasi biomedis, khususnya sebagai agen antijamur.

Penelitian ini tidak hanya menyoroti metode sintesis ramah lingkungan menggunakan sel mikroba, tetapi juga menunjukkan efektivitas nanomaterial yang dihasilkan dalam mengatasi patogen. Prof. Yetria Rilda berharap bahwa temuan ini dapat membuka jalan bagi pengembangan nanomaterial lain dengan aplikasi luas dalam bidang kesehatan dan lingkungan.

Untuk informasi lebih lanjut, artikel lengkap dapat diakses di jurnal Ceramics International (Mz).